Novel laskar pelangi bab 3.
CAMILLA ARVELLA ROSITA
7 bulan yang lalu
Aku membaca buku berjudul "Awas jajanan berbahaya!" hari ini
ARSYILA NAJWA MUMTAZAH
7 bulan yang lalu
Assalamualaikum, hai teman-teman saya arsyila kelas 4A, saya akan membaca buku tentang " IBU PAHLAWAN KU ".
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang ibu bernama Marni. Marni adalah seorang janda yang membesarkan dua orang anaknya, Andi dan Anisa, seorang diri.
Suami Marni meninggal dunia ketika Andi masih berusia 5 tahun dan Anisa masih berusia 3 tahun.
Marni bekerja keras untuk menghidupi kedua anaknya. Ia bekerja sebagai petani dan buruh tani. Setiap hari, Marni harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke sawah. Ia bekerja sampai sore hari, bahkan terkadang sampai malam.
Marni juga harus mengurus rumah tangganya. Ia memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Ia juga harus mengurus kedua anaknya. Marni harus memastikan bahwa Andi dan Anisa makan, mandi, dan belajar dengan baik.
Marni seperti ibu lain di desa-desa kecil, ia adalah seorang ibu yang tangguh.
Ia tidak pernah mengeluh tentang kesulitan yang dihadapinya. Ia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kedua anaknya, Andi dan Anisa.
Andi dan Anisa tumbuh menjadi anak yang baik. Mereka selalu menghormati dan menyayangi ibu mereka. Andi dan Anisa tahu bahwa ibu mereka telah berjuang keras untuk mereka.
Suatu hari, Andi dan Anisa sedang bermain di sawah. Mereka melihat ibu mereka sedang bekerja. Andi dan Anisa menghampiri ibu mereka.
“Ibu,” kata Andi. “Ibu sudah bekerja keras. Istirahatlah sebentar.”
“Tidak apa-apa,” kata Marni. “Ibu masih kuat.”
“Tapi ibu sudah tua,” kata Anisa. “Ibu harus istirahat.”
Marni tersenyum. “Ibu tahu,” katanya. “Tapi ibu ingin membuat kalian bahagia. Ibu ingin kalian bisa sekolah dan meraih cita-cita kalian.”
Andi dan Anisa memeluk ibu mereka. Mereka menangis tersedu-sedu.
“Ibu, kami mencintaimu,” kata Andi.
“Kami akan selalu menyayangimu,” kata Anisa.
Marni memeluk kedua anaknya dengan erat. Ia merasa sangat bahagia. Ia tahu bahwa perjuangannya selama ini tidak sia-sia.
Meski di tengah banyak kesulitan, Marni mampu membesarkan kedua anaknya dengan baik.
Selama berpuluh tahun dengan berpeluh keringat dan air mata, Marni berhasil membantu kedua anaknya untuk meraih cita-citanya.
Andi dan Anisa tumbuh dewasa dan sukses. Andi menjadi seorang dokter dan Anisa menjadi seorang guru. Mereka selalu bersyukur kepada ibu mereka atas segala perjuangan yang telah dilakukannya.
Kelak, Andi dan Anisa akan menjadi tulang punggung bagi Marni yang kini mulai berusia senja.
Terimakasih teman-teman.
Yafi Aryanti Ramadhani
7 bulan yang lalu
"Kita tidak ingin meninggalkan anak semata wayang kami" itu ada kalimat yang paling menarik di buku Matahari karya Tere Liye
Aynzeliha brizqita Putri
7 bulan yang lalu
cerita tentang sapi Bani Israil
Najwa Rahimah
7 bulan yang lalu
Buku tentang lingkungan hidup
ERLANGGA CANDRA PRAMANA
7 bulan yang lalu
Judul:Timun Mas" (Jawa Tengah)
Pada zaman dahulu, di daerah Jawa Tengah hiduplah seorang janda. Suaminya sudah lama meninggal. Ia menginginkan seorang anak. Suatu ketika, Raksasa memberinya biji mentimun. Mentimun itu tumbuh dengan cepat dan langsung berbuah.
Warnanya emas. Ketika dibelah, di dalamnya terdapat bayi perempuan yang sangat mungil. "Saat ia berusia 17 tahun, kau harus menyerahkannya kepadaku." ucap Raksasa. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik, Ibunya sangat sayang dan bangga.
Namun, perempuan itu sangat ketakutan dan sedih. Kini Timun Mas telah berusia 17 tahun. Tidak lama lagi ia harus menyerahkan Timun Mas kepada Raksasa. Raksasa datang untuk menagih janji. Timun Mas dan Ibunya sedih karena harus berpisah.
Tiba-tiba datanglah tujuh bidadari. Mereka memberikan tiga kantong kecil berisi garam, cabai, dan biji mentimun. "Ini akan menolongmu melawan si Raksasa," kata salah satu bidadari. "Sekarang berlarilah secepat mungkin."
Timun Mas segera berlari ke hutan. Raksasa itu hampir berhasil mengejarnya. Jarak mereka semakin dekat saja. Timun Mas segera menaburkan biji mentimun, lalu, terbentanglah kebun mentimun yang berbuah lebat. Raksasa berhenti untuk makan hingga kekenyangan.
Saat tersadar, kembali ia mengejar Timun Mas. Saat jarak Raksasa semakin dekat, Timun Mas menaburkan kantong kedua. Lalu, terbentanglah pepohonan yang berduri. Sang Raksasa kesulitan mengejar buruannya, Timun Mas.
Setelah berhasil keluar, Raksasa kembali mengejar Timun Mas. Saat jarak mereka hanya beberapa langkah, Timun Mas menaburkan kantong terakhirnya. Saat itu juga, terbentanglah lautan yang luas.
Raksasa itu tenggelam ditelan air laut. Timun Mas pun selamat. Ia kembali ke rumah dan hidup bahagia bersama ibunya. Pesan moral dari kisah ini adalah jangan putus asa saat menghadapi masalah, tetaplah berdoa dan berusaha.
Zhifanny Jannaatul Arifah
7 bulan yang lalu
Hdup yang penuh warna keindahan