Devi Agustina

2 bulan yang lalu

Secara umum, Bapak Endang Aminudin Aziz adalah sosok yang memiliki dedikasi tinggi terhadap kemajuan bahasa dan kebudayaan Indonesia. yang membuat terispirasi adalah beliau memiliki minat yang besar terhadap budaya indonesia dan beliau berperan tinggi dalam pelestarian budaya indonesia saya ingin menjadi beliau yang menyebarkan kebudayaan indonesia

Divana Najmah

2 bulan yang lalu

Buku berjudul Hujan Penulis Tere Liye

Kelvin Saputra

2 bulan yang lalu

hai sahabat hari ini saya baca buku tentang sebuah Kisa bawang merah dan bawang putih ...cerita ini benar di alami kisah nyata

REIFQI ADITYA PRATAMA

2 bulan yang lalu

Hari ini saya membaca buku yg berjudul manfaat sumber daya alam penulis nya Amalia Fitri ghaniem

Divana Najmah

2 bulan yang lalu

Beliau adalah Kepala Badan Pengembangan dan Budidaya Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Hal yang membuat terinspirasi karena beliau masuk ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di Al 2024 versi majalahTIME

Jennifer Marheld Aprilia Simanjuntak

2 bulan yang lalu

Bapak Endang Aminudin Aziz adalah seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam pengembangan bahasa dan teknologi di Indonesia.Beliau menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.Beliau juga ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.Tokoh Berpengaruh dalam Bidang Kecerdasan Buatan: Beliau masuk dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh dalam bidang kecerdasan buatan tahun 2024 versi Majalah Time, karena upayanya dalam menyelamatkan lebih dari 700 bahasa di Indonesia.

Muhammad daffa alfarizi

2 bulan yang lalu

Judul : Bawang merah dan bawang putih Penulis: udhistira Ikranegara, Tria Ayu K., dan MB. Rahimsyah AR. Penulis Yudhistira Ikranegara Dahulu kala, hiduplah Bawang Putih dan saudara tirinya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih meninggal ketika ia masih bayi. Kemudian ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan memiliki anak bernama Bawang Merah. Tak berselang lama, ayahnya pun meninggal. Setelah itu, kehidupan Bawang Putih amat menyedihkan. Kesehariannya, Bawang Putih selalu diminta untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah termasuk mencuci baju. Suatu hari ketika sedang mencuci, baju ibu tiri Bawang Putih hanyut. Bawang Putih pun bingung sampai akhirnya bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan kalau ia menyimpan baju yang hanyut itu dan akan mengembalikannya dengan satu syarat. Bawang Putih harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih pun menuruti. Setelah selesai, nenek itu mengembalikan baju ibu tirinya. Nenek itu juga memberinya hadiah. Bawang Putih harus memilih salah satu labu untuk dibawa pulang, ada labu besar dan labu kecil. Bawang Putih memilih yang kecil. Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya ia beserta ibu dan saudara tirinya, ternyata labu itu berisi banyak perhiasan. Keesokan harinya, Bawang Merah melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Ia pura-pura menghanyutkan pakaiannya. Kemudian, memilih labu yang besar. Ketika dibuka labu itu malah berisi ular. Bawang Merah dan ibunya pun merasa itu adalah bentuk teguran dari Tuhan untuk mereka karena sudah memperlakukan Bawang Putih layaknya seorang pembantu. Mereka menyadari semua kesalahannya selama ini pada Bawang Putih dan meminta maaf. Pesan moral: Tidak boleh berperilaku buruk terhadap orang lain dan memiliki sifat serakah.

Devi Agustina

2 bulan yang lalu

Novel ini mengangkat tema cinta yang unik antara dua orang yang telah bersama sejak bayi. Hesty dan Tigor lahir di detik yang hampir bersamaan, dan kisah cinta mereka diwarnai oleh perbedaan status sosial. Salah satu konflik utama dalam novel ini adalah perbedaan status sosial antara Hesty dan Tigor. Perbedaan ini menjadi penghalang dalam hubungan mereka dan menciptakan berbagai rintangan yang harus mereka hadapi. judul bukunya adalah hello dari tereliye

Jonathan Aristo

2 bulan yang lalu

Bapak Endang Aminudin Aziz, merupakan orang yang lahir pada tanggal 16 November 1967, awalnya beliau hanya guru bahasa Inggris di SMP Islam Al-Fatah, Dago Bandung, kini beliau menjadi tokoh yang dipandang oleh banyak orang didunia karena hadir di Majalah TIME. Jabatan beliau sekarang adalah Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah dijalani sejak Mei 2020. Hal yang membuatku terinspirasi dari beliau adalah ia tak menyerah, karena ia telah menyelamatkan 700 bahasa Indonesia, dengan cara mengatasinya dengan bantuan model bahasa besar (LLM) Banyak juga yang mendukung dan membantu tindakan beliau, yaitu berbagai universitas, pegiat bahasa, dan komunitas lokal untuk mengumpulkan data untuk LLM mereka.