JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

Ulasan - Tsukuru Tazaki tanpa warna dan tahun ziarahnya (5)

4.8

/5
1
0
2
0
3
0
4
1
5
4

Oktiani Endarwati

2 minggu yang lalu

Sinopsisnya buat penasaran. Meski begitu, akhir ceritanya agak ambigu.

Ade Damayanti

1 bulan yang lalu

Review buku “Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya”. Penulis: Haruki Murakami. Di sebuah stasiun di Kota Tokyo. Seorang pria pekerja duduk seorang diri. Ia seharusnya melanjutkan perjalanan dengan bersepeda menuju apartemennya. Namun setelah turun dari gerbong, setelah melangkahkan kaki di peron, ia mencari tempat duduk di stasiun. Mengamati arus pergerakan manusia yang begitu banyak. Semua terjadi dalam waktu singkat, orang datang, orang pergi, begitu seterusnya. Suara operator di pengeras suara. Derap cepat langkah kaki. Suara kereta yang berhenti di stasiun, pintu kereta terbuka selama sekian menit, kemudian tertutup lagi, kereta berangkat lagi. Tiap orang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Gerbong kereta bergerak, detik jam bergerak, kaki-kaki bergerak, setiap orang dengan tujuan dan pikirannya masing-masing. Tidak ada yang terlalu memperhatikan sekitar, tidak ada juga yang peduli dengan keberadaan Tsukuru yang mengamati kehidupan stasiun ini. Tsukuru Tazaki, sejak kecil, ia sangat ****** dengan stasiun kereta api. Satu kesukaan yang agak unik memang. Pria mapan berusia 36 tahun. Lahir di Nagoya, pindah ke Tokyo untuk kuliah dan mengembangkan karir di sana. Tsukuru memiliki minat terhadap stasiun sejak kecil. Selesai kuliah di jurusan teknik, ia bekerja di perusahaan kereta api. Jalan hidup Tsukuru lancar dan mulus tanpa hambatan berarti, atau banyak orang beranggapan begitu. Meraih gelar insinyur dari universitas teknologi ternama. Karir pun cerah, dengan bekerja di perusahaan kereta api. Pekerjaannya membangun stasiun. Karirnya berjalan mulus dan stabil. Atasannya menyukai kinerjanya. Secara finansial, hidupnya cukup mapan. Mendapat warisan yang cukup dari ayahnya. Tinggal di apartemen nyaman dengan satu kamar tidur di kawasan strategis dekat pusat kota. Kesehatannya juga baik. Ia jarang minum minuman beralkohol, tidak merokok. Dia tidak mempunyai hobi yang mahal, walau sebenarnya ia mampu. Dia tidak begitu hemat, namun juga tidak terlalu boros. Pengeluarannya sesuai kebutuhan dia secukupnya, tidak ada kemewahan berlebihan. Pakaiannya tidak terlalu banyak. Tidak memiliki mobil. Menggunakan sepeda untuk aktivitas sehari-hari. Kadang-kadang dia membeli buku atau CD, namun koleksinya juga tidak terlalu banyak. Ia ****** memasak dan mencuci bajunya sendiri. Lebih ****** menyendiri daripada menghabiskan waktu bergaul. Memiliki kekasih bernama Sara yang berusia dua tahun lebih tua darinya. Tsukuru terlihat sedang menikmati hidup sebagai bujang tanpa beban. Badannya sehat dan bagus, efek olahraga renang secara rutin. Dalam perjalanan hidup Tsukuru yang nyaris tanpa ujian berarti, ternyata ia menyimpan satu kisah masa lalu yang belum selesai, yang masih sering mengganggu pikirannya. Sering hadir dalam mimpinya. Suatu rahasia yang sulit dijelaskan dalam bahasa apapun. Sepenggal kisah remaja yang tidak ia ceritakan kepada siapapun, hingga akhirnya ia ceritakan kepada kekasihnya Sara. Pada maza SMU, Tsukuru memiliki genk pertemanan. Genk beranggotakan 5 orang, dua diantaranya perempuan. Mereka adalah: Shiro, Aka, Kuro, Oumi, dan Tsukuru sendiri. Nama keempat temannya memiliki makna warna. Hanya Tsukuru sendiri yang namanya tidak memiliki arti warna tertentu. Pada masa itupun, Tsukuru adalah yang paling menonjol sebagai anak baik-baik, cukup tampan, dan menjadi idola orangtua mereka. Walaupun menurut Tsukuru pribadi, wajahnya membosankan dan tidak tampan. Pada suatu hari, Tsukuru pulang kampung ke Nagoya. Tsukuru menelpon temannya satu per satu. Namun bukan respon rindu untuk reuni dari teman lama yang ia terima, justru reaksi mengejutkan lah yang tidak ia duga. Keempat temannya menolak bertemu, bahkan cenderung menghindari telepon Tsukuru. Tidak ada satupun yang mau bicara dengannya, sekadar reuni kecil. Tidak ada juga yang memberi penjelasan, kenapa mereka tidak mau menemui Tsukuru. Merasa kepulangannya ke Nagoya, tidak diterima oleh teman-temannya, Tsukuru marah, kecewa, dan penasaran dengan sikap mereka. Dengan perasaan marah ini, ia kembali ke Tokyo. Kini setelah 16 tahun berlalu, sejak terakhir pertemuan mereka, Tsukuru menemui mereka satu per satu. Mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia pada wakti itu “dibuang” oleh mereka. Tsukuru sempat menjalani hidup yang hampir berada di tepi garis kematian. Ia merasa marah terhadap mereka, namun perasaan luka ini ia pendam sendiri dan menjadi luka yang belum bisa ia sembuhkan. Kadang ia bermimpi bertemu teman-temannya ini. Atas desakan kekasihnya, Tsukuru akhirnya menempuh perjalanan ke Nagoya dan ke Finlandia, demi mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi dan mengapa ia yang ”dibuang” dari pertemanan itu. Kini mereka telah menjadi orang dewasa dengan pilihan karirnya masing-masing, menjalani hidup sehari-hari. Tsukuru pun berhasil menemui mereka. Mengambil cuti yang memang tidak pernah ia ambil sebelumnya, Tsukuru berangkat ke kampung halamannya di Nagoya menemui Kuro dan Aka. Kuro kini bekerja di perusahaan mobil Lexus. Aka memiliki sebuah perusahaan sendiri di bidang pelatihan SDM dan manajemen. Akhirnya mereka mau menemui Tsukuru. Dari perbincangan hangat, sedikit mengenang masa remaja, beberapa rahasia masa lalu mulai terkuak. Selanjutnya, Tsukuru terbang ke Finlandia menemui Oumi yang kini tinggal di Finlandia. Di tepi danau finlandia, di antara pohon birk, dan perahu kecil di tepi danau. Oumi menceritakan semuanya. Pertemuan, obrolan hangat dengan teman lama, akhirnya terkuak satu per satu. Sebuah rahasia besar yang selama ini tidak pernah diketahui dan disampaikan ke Tsukuru. Sesuatu yang ditutupi teman-temannya sangat rapat, yang tidak Tsukuru ketahui selama bertahun-tahun. Ada tragedi, ada juga rahasia perasaan yang tersimpan dalam hati sekian lama yang tidak terucapkan. “Ingatan bisa ditutupi, namun sejarah tidak bisa dihilangkan.” Buku ini bahasanya ringan. Deskripsi nya sangat bagus. Deskripsi suasana, deskripsi tempat, bahkan deskripsi perasaan si tokoh utama. Menyelami apa yang di pikiran Tsukuru, cara berpikirnya, gestur tubuhnya, tidak terasa sampai di halaman akhir, halaman 345. Dialog-dialog antar tokoh, terasa sangat mengalir dan santai dibacanya. Begitu juga dialog dengan diri sendiri. Pergulatan batin Tsukuru dengan dirinya sendiri. Pembaca seolah ikut merasakan pergulatan batin tersebut. Selamat menikmati keindahan bahasa Haruki Murakami dan menebak akhir kisah buku ini.

Anonim

1 tahun yang lalu

Bagus, lumayan. khas haruki Murakami pasti ada 'surealis'nya. saya cenderung lebih menyukai tema yg diangkat disini dibanding di bukunya yg Norwegian wood. Karena saya rasa lebih relate untuk kebanyakan orang.

Anonim

1 tahun yang lalu

Buku 300+ halaman. ceritanya ringan, cocok untuk mulai mengenal karya haruki murakami. udah baca beberapa karya lainnya, ga pernah gagal. selalu bisa menarik pembacanya untuk selalu ikutin alur ceritanya. tentang kelompok beranggotakan 5 orang (3 cowok 2 cewek), suatu hari salah satu anggota kelompok itu (tsukuru) di usir secara paksa dan tiba². padahal tsukuru gatau salah apa. sampai 16 tahun kemudian tsukuru sengaja datengin temennya satu per satu untuk minta penjelasan. kenapa baru 16 tahun kemudian? berkat dorongan sara, wanita yang disukai tsukuru. awalnya cuma curhat soal kehidupan sampai akhirnya tsukuru cerita perihal kelompok pertemanan itu dan sara bantuin tsukuru untuk menemukan teman²nya. nyesek, karena temen² tsukuru tau dia ga salah, tapi terpaksa usir demi menyelamatkan teman lainnya.

Anonim

1 tahun yang lalu

Ini buku kedua haruki murakami yang ku baca dan surprise aku ****** sekali sama ceritanya secara menyeluruh, plotnya cukup ringan sebenernya dan sangat dekat dengan kehidupan di sekeliling kita tapi haruki sangat amat apik menyampaikan pesan-pesan kehidupan disini, soooo recommended!!!!!!