JAKLITERA sekarang ada versi mobile lho! Unduh Aplikasi

5.0

/5
1
0
2
0
3
0
4
0
5
4

Ulasan (4)

Semua
1
2
3
4
5

Anonim

2 minggu yang lalu

Cerita tentang 3 generasi , ketulusan, kekuatan para wanita, dan masa depan. Saya ****** .

Wina Ramadhani

1 tahun yang lalu

Wajib baca! Pernah kamu bayangkan ibumu tidak mau menyusuimu (dengan ASI) karena takut menurunkan segala hal yang buruk ke hidupmu? Begitu kira-kira pengantar masalah dalam novel ini. Di "Air Susu Ibu" kita melihat bagaimana kondisi negara bisa begitu berpengaruh pada hal yang paling personal, yaitu relasi ibu pada anaknya. Buku ini menggunakan dua sudut pandang, ibu dan anak. Jadi, perhatikan perbedaan font dan bab buku. Jangan sungkan untuk mengulang atau mundur ke halaman sebelumnya. Cerita begitu "muram" atau "gelap" karena menceritakan pengalaman perempuan menjalani tekanan hidup di masa akhir PD II, saat Uni Soviet menginvasi beberapa negara termasuk Latvia. Termasuk menghadapi kediktatoran dan liciknya pemerintahan. Pembaca akan ikut canggung sekaligus sedih, melihat keputusan dan depresi yang dialami tokoh ibu.

CAHYO PRAYITNO

1 tahun yang lalu

Banyak sekali dialog cerdas di novel ini. Penulis lihai menggambarkan kepribadian tiga generasi berbeda dengan luwes dan mudah diikuti. Kita akan terbawa emosi dari setiap pergolakan tokohnya. Pembelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini adalah : Tidak ada orang yang murni jahat dan tidak ada orang yang murni baik. Semua ada kadarnya masing-masing. Selalu ada alasan dibalik perbuatan seseorang. Jika kalian ****** dengan genre slice of life yang mempunyai banyak pembelajaran, dan juga kaya dengan muatan sejarah, inilah salah satu rekomendasi novel yang harus kalian baca. “Seiring kau dewasa, semoga jiwamu pun bertumbuh dalam kemurnian”

Anonim

1 tahun yang lalu

Buku novel yang ceritanya agak dark ya kalau kata saya haha... Sudut pandangnya penceritanya ada dua orang yang itu sang ibu (yang dilahirkan pada masa perang dunia ke-2) dan sang anak (yang dilahirkan pasca perang dunia ke-2). Keduanya memiliki cara pandang hidup yang bertolak belakang, namun kemudian keduanya saling mengisi. Sang ibu yang selalu melihat kehidupan dari sisi negatif, lama-lama cukup menikmati hidup karena keberadaan putrinya yang selalu ceria. Sang anak yang polos dan melihat kehidupan dari sisi positif, lama-lama sadar bahwa apa yang dikatakan ibunya benar dan menjadi tidak terlalu naif dalam berpikir. Terjemahannya enak dibaca dan membuat tidak bisa lepas dari buku ini sampai dengan halaman terakhir. Novel dengan cerita yang menarik :)