Seharusnya judul buku ini "Unluckiest Beetle", bagaimana tidak? saya sampai bosan melihat kesialan bertubi-tubi yang tidak masuk akal dialami si Beetle. Premis novel ini sebetulnya sangat menarik, apalagi sampai diadaptasi ke layar lebar dengan bertaburan bintang terkenal. Sayangnya saya kecewa dengan banyaknya hal tidak masuk akal di novel ini. Dengan mengambil genre utama kriminal, banyak sekali porsi komedi yang berlebihan, tidak masuk akal dan membuat kening berkerut. Diantara lima tokoh utama yang digadang-gadang sebagai pembunuh profesional dan menakutkan, empat diantaranya cupu, sangat bodoh, dan sangat tidak pantas disebut sebagai profesional. banyak sekali jalan pikiran bodoh yang seharusnya tidak dimiliki seorang pembunuh profesional, termasuk tokoh utama kita si Beetle ini. Hanya satu tokoh utama yakni Pangeran yang betul-betul digambarkan sebagai psikopat yang profesional, bahkan diluar kenyataan bahwa dia masih seorang siswa SMP. Tapi memiliki pemikiran layaknya Sinichi Kudo yang mengerucut dalam tubuh fisik Conan. Selebihnya, keseluruhan tokohnya membuat saya jengah, dengan segala macam tingkah laku dan kebodohan mereka. Bahkan, endingnya sendiri makin menegaskan kebodohan dan kesialan si tokoh utama (yakni Beetle). Alih-alih menceritakan ending yang perlu penegasan lebih lanjut, seperti nasib si Pangeran, penulis malah keasikan menekankan kepada pembaca bahwa tidak ada orang paling sial dan paling bodoh selain Beetle.

Waw! Dari awal membaca hingga menjelang akhir, dibuat penasaran sama tokoh2nya terutama Nanao yang apes terus selama melakukan pekerjaan. Pelan-pelan dijelaskan latar belakang tokoh2nya, orang-orang yang berhubungan dengan mereka dalam lingkup pekerjaan. Pembaca menjadi turut bersimpati pada beberapa karakter di cerita ini, padahal mereka semua adalah pembunuh bayaran. Ada satu tokoh yang dari awal sampai akhir buku, yang benar-benar membuat kesal selama membaca. Dark comedy, tragedy, sinister soul, life, semuanya ada di sini. ****** banget bacanya.