JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

Ulasan - Keep the aspidistra flying (1)

5.0

/5
1
0
2
0
3
0
4
0
5
1

Ade Damayanti

1 bulan yang lalu

Review buku “Keep the aspidistra flying” Penulis: George Orwell. Penerbit: Noura Books Buku ini berlatar di Inggris pada sekitar tahun 1930-an. Gordon Comstock. Pria berusia sekitar 30 tahun. Seorang berpendidikan dari kelas menengah. Di antara keluarganya, dia adalah harapan keluarganya. Semua anggota keluarga rela berkorban demi pendidikannya. Kakaknya Julia seorang Wanita yang tidak menikah, selalu Ikhlas mengorbankan uangnya demi Pendidikan dan kehidupan Gordon. Gordon juga seorang penyair. Ia menulis puisi. Puisinya pernah dimuat di media ternama. Saat ini, dia sedang berusaha menulis puisi baru tentang pohon dan angin. Ada beberapa puisinya yang sudah ia kirim ke media. Ia selalu menanti kedatangan surat yang akan memberi kabar mengenai Nasib puisinya dari tangan editor. Gordon adalah seorang sosialis anti kapitalis yang sangat idealis. Idealisme jauh lebih besar melebihi gajinya dan berat badannya. Ia tidak mau bekerja menjadi budak uang dan kapitalisme. Gordon bekerja di sebuah perpustakaan lokal kecil. Gajinya kecil. Dengan gaji yang sangat minimal, Gordon berusaha semaksimal mungkin agar uang tersebut mampu membuatnya tetap hidup setidaknya sampai waktu gajian berikutnya. Gordon bukan tidak mempunyai kapasitas untuk bekerja di Perusahaan besar, menjadi pekerja dengan gaji besar, baju bagus, dan menjadi bagian pergaulan kaum intelektual. Gordon pernah bekerja di sebuah agensi periklanan sebagai copy writer. Pekerjaannya bagus, dengan keahlian menulisnya, Gordon mampu membuat copy produk. Atasannya pun menyukainya. Namun Kembali lagi ke idealisme nya, Gordon tidak mau terjerat dalam lingkaran kapitalisme dan menjadi budak uang. Gordon melihat dunia periklanan adalah salah satu mesin kapitalisme budak uang. Bagaimana sebuah produk diberi tagline menarik yang bisa membuat konsumen tergoda untuk membeli. Agensi periklanan adalah sebuah mesin kapitalisme. Gordon memutuskan meninggalkan pekerjaannya. Atasannya sempat mencegahnya, dengan kemampuan Gordon sebagai penulis, ia mampu membuat copy writing yang bagus. Namun idealisme Gordon lebih kuat dari godaan gaji yang besar itu. Dan di sinilah Gordon akhirnya bekerja. Penjaga perpustakaan. Pekerjaannya umumnya memberi saran bacaan buku kepada pengunjung, atau informasi tentang buku yang dicari pengunjung. Pengetahuan Gordon mengenai bacaan, memang cocok dengan pekerjaan ini. Tempat tinggal kecil, baju kumal, rokok seadanya, kakak yang kerap menjadi sumber Gordon untuk meminjam uang, kekasihnya yang setia menanti Gordon mengubah cara hidupnya. Di Tengah semua gempuran ujian kemiskinan, Gordon tetap bertahan. Dia anti menerima bantuan pinjaman uang dari sahabatnya. Dia juga anti menerima uang traktiran dari kekasihnya. Pada suatu hari, Gordon menerima cek dari sebuah media. Honor tulisan atas puisinya yang berhasil lolos untuk diterbitkan. Namun ironisnya, Gordon menghabiskannya dengan cara yang tidak bijaksana hanya dalam waktu satu hari. Dia menghabiskannya untuk makan malam di restoran mahal bersama sahabatnya dan kekasihnya, lanjut mabuk-mabukkan, dan berakhir mabuk dan pingsan di rumah bordil. Esok paginya, Gordon terbangun di dalam sel penjara dalam keadaan sakit kepala karena mabuk, dan Kembali miskin. Uangnya habis tak bersisa. Sampai berapa lama Gordon bertahan dengan idealismenya menolak menjadi budak uang. Apakah tekanan dan kebutuhan hidup pada akhirnya membuatnya goyah.. Hmmm…baca endingnya di bukunya ya.