Ulasan - Di tanah lada (10)
4.6
/5Muhamad Husnul Sabili
1 bulan yang lalu
Lebih baik dibaca saat fikiran sedang baik-baik saja, jgn baca ini saat stress :))
Indri Parwati
1 bulan yang lalu
Ya Tuhan hati kecil aku yg fragile ini
Fadhila Iswi Deandra
2 bulan yang lalu
Buku ziggy ke-2 yang ku baca dan lagi-lagi ****** sekali dengan rangkaian katanya!!! Buku ini banyak pilunya tapi hangat. Recommended buat yang hidupnya lagi banyak diterjang badai.
Anonim
6 bulan yang lalu
Sedihh ceritanya
Anonim
6 bulan yang lalu
Ekspresi aku baca ending nya : 😦😦😦 beneran dipertengahan konflik udah ketebak, tapi ga nyangka ending nya bakalan kayak gitu
Anonim
7 bulan yang lalu
Manis dan miris.. plot cerita terasa polos dan lugu, namun tetap menarik untuk terus di baca. plot twist sebenernya udah agak ketebak di tengah cerita namun ending membuatku tercengang.
Gilang Wahyu Prasetyo
9 bulan yang lalu
Alur cerita bertele-tele, membingungkan, fokus pada hal-hal yang salah, menyesatkan, dan glorifikasi akhir tragis seolah bahagia padahal engga. tolong cantumkan ini khusus 21+ karena mindset nya sangat salah bila diterapkan ke manusia² yang belum cukup umur
Nurul Azizah
1 tahun yang lalu
Mungkin ini yang namanya cinta pada bacaan pertama. Maksudnya pertemuan pertama saya dengan satu di antara karya-karya sang penulis, Ziggy Z. Kisah dalam buku ini menggunakan sudut pandang nan lugu khas anak kecil dengan gaya bercerita ala buku anak-anak namun sebenarnya terasa agak satir dan muram. Bikin senyum-senyum lalu marah-marah dalam hati dan yang mengejutkan karena mata saya sampai berkaca-kaca sewaktu baca di kereta. Padahal biasanya sebagus apa pun buku atau semalangnya kisah seorang Karna tidak sekuat itu dampak emosionalnya. Sudah lama tahu dan menduga pasti akan ****** karya dari penulis yang namanya unik ini. Tidak sabar baca buku-bukunya yang lain.
Anonim
1 tahun yang lalu
Selalu kagum cara Ziggy menulis cerita demi ceritanya. Worth it sekali
Wina Ramadhani
1 tahun yang lalu
Buku ini menceritakan dua anak kecil, Ava dan P, yang ada dalam kondisi keluarga tidak sehat. Punya "Papa" yang jahat, membuat keduanya jadi skeptis pada kehidupan. Pola pikir anak-anak dan ketakutan membuat mereka mengambil langkah (keputusan) yang salah. Meski menggunakan tokoh anak-anak, buku ini tidak untuk anak-anak. Masalah yang diangkat rumit untuk dipahami pembaca anak. Namun, buku ini sangat bagus untuk dibaca pembaca dewasa. Bahasanya ringan (karena menggunakan sudut pandang anak), dan kadang terasa lucu (tapi perih). Patut saja mendapat penghargaan.