Buku ini terdiri dari 8 bab, berisi masing-masing cerita yang berbeda. Diceritakan dari sudut pandang pria, bagaimana kisah lelaki-lelaki ini tanpa adanya perempuan. Murakami menggambarkan bahwa kehidupan lelaki tanpa perempuan seolah menyedihkan, gelap dan tidak punya arah. Saya jadi berpikir apakah memang seperti itu adanya. Untuk inti cerita saya memberi tidak lebih dari 3 bintang tapi cara penyajian dan narasi yang dibuat oleh Murakami memberikan bonus bintang untuk cerita ini. Cocok dijadikan sebagai bacaan pengisi waktu luang, namun tidak untuk dijadikan bacaan yang penuh makna.

Sebagai seorang perempuan yang membaca buku ini saya bisa katakan isinya sesuai dengan judul yang tertera. Tidak ada satupun perempuan di sini; perempuan hanya berupa peran yang dimainkan semua karakter dari sudut pandang laki-laki. Awal membaca saya merasa si penulis seperti tidak punya teman perempuan yang bisa diajak diskusi untuk melihat romansa dari kacamata kaum hawa, atau setidaknya, mengenai pandangan perempuan itu sendiri. Tapi kalau begitu, jadinya tidak sesuai judul, bukan? Saya memberi bintang sempurna karena gaya penulisan yang bagus (tidak bisa bohong soal ini). Sebagai pembaca dari sisi perempuan, isi buku ini menambah pemahaman saya mengenai perspektif laki-laki yang hampir tidak waras tentang apa yang ia pikirkan, lihat, dan rasakan. Baiknya dibaca saat mood sedang bagus.

Novel bagus, sarat akan nilai kehidupan. Entah kenapa, para tokoh terasa kesepian dan emosinya mampu dirasakan pembaca.