Ulasan - A gentle reminder (1)
4.0
/5Hestia Istiviani
7 bulan yang lalu
Sampai saat ini, masih ada sesuatu yang bisa memantik kembali ingatan buruk atas trauma yg pernah kualami. Beberapa hari lalu, aku seperti melihat orang yang kukenal di salah satu gerbong MRT. Sayangnya, posisi kami agak berjauhan sehingga aku nggak bisa memastikan. Aku bukannya mau menghampiri buat menyapanya. Malah sebaliknya. Kehadiran sosok yg kayak mantan saya itu membuatku nggak tenang. Pengalaman deg-degan di MRT itu kemudian mengingatkanku terhadap A Gentle Reminder yg ditulis oleh Bianca Sparacino. Aku nggak nyangka bahwa tulisannya bisa resonate on my current condition so much. Tentang move on, move forward, and celebrate the love that I deserve. Melalui tulisannya, dia nggak mengecilkan pengalaman buruk seseorang just because they keep talking about it (ya kayak saya zaman masih awal-awal diputusin). Aku ngebayaning kalau mbak Bianca ini seperti teman yang sabar banget ngasih semangat sambil puk-puk. Setiap tulisannya enak dibaca pelan-pelan. Direnungi dulu sebelum berpindah ke halaman berikutnya. In my case, seperti judulnya, Bianca ngingetin aku bahwa the past is the past. Aku punya kendali buat "mengubah" masa lalu itu demi menciptakan masa depan yang less traumatic. And as she said, "The love you deserve will choose you just as confidently as you choose it." Jadi, nggak masalah kalau kita sampai outgrow mereka yang nggak lagi satu frekuensi dengan kita (risiko ****** friendship juga kan?). Asalkan terus melakukan perjalanan ke dalam, know ourselves better, kita bisa tahu siapa yg deserve our love & siapa yg nggak. A Gentle Reminder been on my wishlist shelf. Happy banget ketika tau bahwa @perpusjkt punya 2 eksemplar buku ini. Aku jabanin nungguin kapan bukunya tersedia untuk dipinjam (memantau Jaklitera tiap malem! 😂) & rupanya worth the wait ❤️ Semoga Perpustakaan Jakarta mau bikin pengadaan lagi untuk buku-bukunya Thought Catalog supaya lebih mudah diakses warga 😁