Ulasan - Rencana besar untuk mati dengan tenang (1)
4.0
/5CAHYO PRAYITNO
11 bulan yang lalu
Premis ceritanya mirip dengan Kakek Ove di novel A Man Called Ove. Sama-sama menceritakan kakek yang sudah lanjut usia yang ditinggalkan pasangan hidup dan depresi untuk ikut menyusul sang istri. Watak dan tujuan si kakek yang sama-sama mau mati dengan tenang. Tokoh utama buku ini, si Kakek Tionghoa selalu sinis dan sarkastik terhadap semua hal di sekitarnya, baik itu orang-orang di sekitarnya maupun benda-benda di sekitarnya juga ikut jadi sasaran sarkasnya. Inilah yang menjadi ciri khas si kakek. Lucu tapi terkadang ngeselin. Untuk pemilihan judulnya menarik, namun kurang menggambarkan isi ceritanya. Menurutku, rencana si kakek untuk mati dengan membuat acara makan malam bersama keluarga, terkesan bukan "Rencana Besar". Saya malah lebih tertarik dengan setiap flashback kisah hidup yang Kakek ceritakan. Lika-liku percintaan dengan kekasihnya, si anak penjual beras, justru lebih menarik daripada Rencana makan malam kakek. Dan saya masih belum mengerti, bagaimana caranya makan malam bisa mengakhiri hidup kalau tidak bunuh diri? Satu hal lagi yang bikin kurang nyaman membaca novel ini, yaitu tidak adanya nama untuk semua tokoh di dalamnya. Bahkan, anak si Kakek saja hanya disebut dengan A,B,C,D,E. Dari banyaknya tokoh di novel ini, tidak ada satupun yang diberikan nama. Jadi kurang terasa personal dengan pembaca. Selebihnya, novel ini asik untuk dibaca.