JAKLITERA sekarang ada versi mobile lho! Unduh Aplikasi

5.0

/5
1
0
2
0
3
0
4
0
5
1

Ulasan (1)

Semua
1
2
3
4
5

Gita Putri Bahraini

1 bulan yang lalu

Namaku Alam adalah spin-off dari novel Pulang, karakter Segara Alam ini muncul di bab terakhir novel Pulang, walau muncul hanya di akhir, karakter Alam ini mampu untuk memikat pembaca. Gue pribadi terpikat sama karakter Alam ini karena romansa dia dengan Lintang. Kalau di novel Pulang kita kenalan dengan Segara Alam di usia 33 tahun, di novel Namaku Alam kita menelusuri sejarah hidup alam sejak dia masih kecil, Alam menceritakan pengalamannya dari dia usia 3 tahun hingga SMA, sebagai anak dari bapak yang di cap sebagai pengkhianat negara. Selama 17 tahun hidupnya Alam harus selalu mengingat bahwa dirinya adalah anak dari seseorang lelaki yang dihukum mati oleh negara atas kemungkinan sang ayah terlibat dengan PKI pada tahun 1965. Alam baru berusia 5 tahun ketika ayahnya dihukum mati, dia nyaris tak memiliki memori apapun dengan ayahnya, selain memori bahwa rumahnya sering sekali di datangi lelaki berambut cepak dan berbadan besar yang selalu menanyai ibunya mengenai apa yang dilakukan ayahnya. Photographic memory yang dimiliki Alam sering dianggap sebagai anugrah, namun bagi Alam hal itu tidak lain berupa kutukan, karena seumur hidupnya ia akan selalu mengingat hal-hal yang menyakitkan dan melukai dirinya. Cap anak Eks-Tapol (tahanan politik) sudah melekat dari dalam diri Alam dan entah sampai kapan cap itu akan terus melekat. Novel Coming-of-Age yang dikemas dengan muram, kayaknya kalau baca novel dengan genre tersebut, kita pasti membayangkan hidup remaja yang berbunga-bunga dan penuh kecerobohan, sayangnya di novel ini justru kebalikannya, Alam hidup dengan penuh dengan kemarahan dan kehati-hatian, namun Alam tetaplah remaja pada umumnya yang secara emosional masih tidak stabil dan egois dan itu sangat terlihat berbeda dengan Segara Alam yang sebelumnya gue kenal di novel “Pulang”, gak sabar untuk baca Namaku Alam yang kedua, mau melihat bagaimana karakter Alam akhirnya berkembang menjadi Alam yang gue tahu di novel “Pulang”.