Ulasan - The gift of the magi and other stories (1)
5.0
/5

Ade Damayanti
3 minggu yang lalu
Review buku “The Gift of The Magi and other stories” Penulis: O.Henry Murray adalah seorang narapidana yang sedang berada di bangsal hukuman mati. Dalam sel berukuran panjang 25 dan lebar 8 meter hanya ditemani seekor semut yang menjadi pusat perhatiannya. Ia sedang menghitung waktu menjelang hukuman mati di kursi listrik pada pukul 8 malam. Apa yang ada dalam benak seseorang yang sedang melangkah mendekati waktu kematiannya. Apakah ia berharap ini hanya mimpi. Atau ia berharap hukuman mati itu segera dilaksanakan, agar ia bisa hidup dalam mimpi yang lain. Suasana sunyi namun penuh renungan itu akan pembaca temui dalam cerpen berjudul “Mimpi.” Salah satu kisah dalam buku kumpulan cerpen O.Henry setebal 300 halaman, berisi 20 cerpen, diterbitkan Penerbit Noura. Penulis asal Amerika (1862-1910) ini memang piawai dalam bercerita. Ending cerita-ceritanya sering kali tidak terduga. Ada kisah berakhir manis happy ending, ada juga yang berakhir tragis. Salah satu cerpen yang kisahnya populer, saya rasa umumnya pembaca atau penikmat sastra dunia, khususnya pembaca cerpen, pasti tidak asing dengan kisah romantis berakhir manis berjudul “The gift of the magi”. Kisah tentang pasangan suami istri yang sedang mencari hadiah natal. Dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas, namun mereka bisa saling mencintai yang tidak mengharap balas. Dengan uang seadanya tidak menyurutkan niat mereka untuk memberikan hadiah natal istimewa. Masing-masing ternyata mengorbankan bagian penting dari diri mereka demi memperolah hadiah natal terbaik untuk diberikan kepada orang terkasih. Ada kisah komitmen sepasang sahabat, sebuah janji yang ditepati. Di suatu waktu, dua orang pria berjanji bahwa mereka akan bertemu lagi 20 tahun kemudian di tempat yang sama di tempat mereka berpisah. Janji ini mereka sepakati sebelum merantau ke tempat tujuan masing-masing. Mereka akan reuni dan masing-masing harus menceritakan kabar terbaru dari hidup mereka selama selang 20 tahun. Hingga tibalah waktu yang ditentukan, setelah 20 tahun berpisah. Sebenarnya, dua orang ini sama-sama menepati janjinya datang ke tempat dan waktu yang ditentukan. Namun takdir punya caranya sendiri untuk mempertemukan mereka, dengan cara apa mereka dipertemukan. Ada juga kisah lucu tentang seseorang yang ingin sekali ditangkap polisi agar bisa bermalam di sel penjara. Soapy, seorang tanpa rumah mulai menyadari bahwa musim dingin akan segera tiba. Ia harus mencari tempat tinggal yang nyaman untuk melewati musim dingin. Menurutnya, sel penjara lebih nyaman untuk tidur daripada ia tidur di taman kota, dan tentu saja ia akan mendapat makan jatah tahanan. Berbagai cara ia coba lakukan, agar polisi menangkap basah kejahatan yang sedang ia lakukan. Namun, dewi fortuna memang masih berpihak padanya. Dari segala cara yang ia lakukan, tetap saja berakhir menjadi sebuah kejahatan yang gagal, bukan sebuah tindakan kejahatan yang akan membuat ia dijebloskan ke penjara. Kisah bernuansa amerika klasik akan kita temui dalam cerpen “Putri raja dan seekor puma”, berkisah tentang seorang yang membunuh hewan buas karena mengganggu hewan ternaknya. Namun bagi pemiliknya, hewan itu tidak sebuas yang dianggap orang-orang. Begitulah hidup, selalu ada dua sudut pandang yang berbeda. Tergantung kita menilainya dari sisi yang mana. Seekor hewan adalah ancaman bagi orang lain, namun di sisi lain hewan itu adalah teman bagi pemiliknya. Lain lagi kisah asmara sepasang kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh, hanya bertemu jika sang pria pulang ke tanahnya. Sang gadis adalah yang paling cantik, dan sang pria adalah jagoan yang sulit dikalahkan dan sulit ditangkap. Suatu hari, sang pria akan pulang. Ia memacu kudanya, melaju bersama rindu, dan tentu saja akan menemui kekasihnya. Namun, apakah kesetiaan itu akan abadi seperti kisah-kisah dalam dongeng. Apakah dua manusia, akan tetap saling mencintai dan menunggu selamanya. Godaan tentu hadir dalam setiap hubungan manusia. Waktu yang akan menguji, siapa yang akan mengkhianati sebuah kepercayaan, dan siapa yang akan tetap setia menyimpan asa. Temukan akhir ceritanya dalam “Gaya seorang caballero”. Dalam kisah “Pelita yang menyala.” Lou dan Nancy merupakan dua wanita muda bersahabat baik. Mereka adalah potret kehidupan pendatang dari kelas menengah, yang mempunyai mimpi besar hidup di kota. Lou dan Nancy sama-sama menjalani pekerjaan nya dengan baik. Mereka memiliki persepsi sendiri mengenai impian untuk menjadi wanita terhormat dan berkelas. Seorang bekerja di binatu, yang lainnya bekerja di sebuah toko, ibarat departement store kalau zaman sekarang. Mereka sebenarnya bekerja dengan baik. Kadang mereka menyindir mengenai selera busana masing-masing dan penghasilan dari kerja mereka yang tidak seimbang. Kadang mereka menyindir mengenai siapa yang terlihat lebih berkelas, siapa yang akan berhasil menjadi wanita terhormat. Dua wanita bersahabat baik bisa berlangsung langgeng jika saja tidak ada ujian kehadiran seorang pria di antara mereka. Ujian terberat dalam sebuah pesahabatan dua perempuan, di belahan dunia manapun, di setiap zaman, umumnya adalah kehadiran seorang pria di antara mereka. Semua cerpen dalam buku ini memiliki akhir kisah yang sulit ditebak. Gaya berceritanya memikat dan membuat penasaran. Saya pribadi salut, kok bisa ya ketemu ide cerita dengan akhir cerita yang sulit diterka dan semenarik ini. Tokoh-tokoh nya memiliki karakter khas. Gambaran tempat dan suasana digambarkan dengan detail, sehingga kita seolah hanyut dalam cerita. Di buku ini, penulis memposisikan diri sebagai narator. Jika pembaca memposisikan diri sebagai anak yang sedang dibacakan cerita oleh penulisnya, pasti akan tidak sabar untuk mendengar kisah di cerpen berikutnya, dan cerpen berikutnya sampai tidak terasa tiba di halaman terakhir. Buat para penikmat sastra, selamat menikmati dalam keseruan cerita-cerita O.Henry. Selamat menebak akhir setiap cerita. Selamat hanyut dan terbawa dalam suasana Amerika klasik, dengan kuda, kereta kuda, topi, padang sabana, senjata, dan romansa.