Unduh JAKLITERA Mobile

Dalam buku ini Arthur Schopenhauer mengutarakan pemikirannya bahwa agama adalah kebenaran yang dibungkus alegori alegori karena mereka manusia biasa yang condong pada nafsu kebinatangan tidak siap dengan kebenaran yang telanjang. Manusia sebagai animal metaphysics (Binatang metafisika) memiliki kebutuhan akan hal hal metafisika di atas segalanya sebagai intepretasi kehidupan, yang itu semua dipenuhi dari metafisika rakyat (Termasuk agama, teologi, dan mitologi). Di sinilah letak absurditas agama menurutnya karena agama dibangun atas nama wahyu bukan atas nama akal sehat, sehingga penganut dituntut percaya sbg intepretasi akan hal metafisika yang sakral. Ranah metafisika ini banyak disalahgunakan oknum agamawan untuk kepentingan mereka sendiri bahkan menghancurkan kemanusiaan atas nama agama seperti waktu perang salib. Ia menjelaskan agama karena ulah agamawannya menjadi ada 2 wajah, 1 wajah kasih (contoh agama bagi kemanusiaan) 1 wajah bengis (contoh agama untuk kepuasan oknum tertentu)