Surat dari seorang kawan: tentang Lentera, KPAA dan gedung kesenian

Soes (Pengarang)

Sewindu LPKJ-Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta 1978

Edi Sedyawati, Wiyoso Yudoseputro (Pengarang)

Warna Jawa dalam suatu peragaan

Nirwanto KI S. Hendrowinoto (Pengarang)

Teropong. Kebebasan berkreasi

Nirwanto KI S. Hendrowinoto (Pengarang)

Galeri

Charles Ulag (Ilustrator)

Pusat kesenian : ekonomi dan teknologi

Pujiharto (Pengarang)

Kabar pembacaan puisi

Farida Feisol (Pengarang)

Forum dialog antar dewan kesenian

Nirwanto Ki S. Hendrowinoto (Pengarang)

Promosi melalui gelar kesenian

Nirwanto Ki S. Hendrowinoto (Pengarang)

A.A. Navis, Ketua Dewan Kesenian Sumbar

AA. Navis (Pengarang)

Pusat yang meluruh : catatan tentang pusat kesenian

Nirwan Dewanto (Pengarang)

Wayang golek menak mati?

Nirwanto KI S. Hendrowinoto (Pengarang)

Definisi vs fenomena : Memahami sajak kehilangan kata, kembalilah kepada kesenian

Dami N. Toda (Pengarang)

Teropong. Gelar tari ramayana

Nirwanto KI S. Hendrowinoto (Pengarang)

Pergolakan ludruk, proses pembudayaan kesenian daerah

Nirwanto Ki S. Hendrowinoto (Pengarang)

Pembacaan puisi tiga penyair Bandung

Nirwan Dewanto (Pengarang)

Ny. Sariamin Ismail alias Selasih : Pengalaman saya menulis karya sastra dimasa pujangga itu

Sariamin Ismail (Pengarang)

Secarik kertas

Sardou, Victorien (Pengarang)

Berkesenian Pengikat Batin Orang Minang

AA. Navis (Pengarang)

Percakapan dengan semesta

Dewan kesenian Jakarta (Pengarang)

Aku sendiri

Genet, Jean (Pengarang)

Penjudi

Nikolai Gogol (Pengarang)

Inspektur jenderal

Nikolai Gogol (Pengarang)

Formulir pendaftaran peserta Pesta Seni Desember'76

Pintu tertutup

Sartre, Jean Paul (Pengarang)

Sekali lagi mengenai kiblat kesenian

Keberartian kesenian rakyat

Jiwa Atmaja (Pengarang)

Pesta pencuri

Anouilh, Jean (Pengarang)

Dewan kesenian jakarta Jl.Cikini Raya 73 Jakarta : Laporan PART SASTRA DI KUCING (1-5 Agustus1974)

Ajip Rosidi (Pengarang)

Gedung Kesenian dan kegiatan pementasan teater di Ibukota

D.S. Moeljanto (Pengarang)

Apresiasi kesenian modern sebagai penindasan sistem tanda

Kesenian kita, meratap dan mengeluh