Hati yang luka bagian 45--47

Kadjat Adrai (Pengarang)

Indonesia negara kesenian, bukan negara olahraga : Pemerintah tidak perlu main 'sensor-sensoran', lewat kesenian pemberontakan sosial toh hanya omong kosong!

Surat Pamusuk Eneste untuk Pemimpin Redaksi Harian Pikiran Rakyat (7 Agustus 1982)

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Para seniman Yogya - Semarang : Azwar AN: sudah cerminkan suara rakyat, Darmanto

Hati yang luka bagian 39--44

Kadjat Adrai (Pengarang)

Surat Pamusuk Eneste untuk Tom G. Kessinger (7 Agustus 1982)

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Saya ingin menulis novel

DJoenaedy Siswo Pratikno (Pengarang)

Surat Pamusuk Eneste untuk Ali Amran (7 Agustus 1982)

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Suriah membiarkan Gus Dur di forum demokrasi

Hati yang luka bagian 34--36

Kadjat Adrai (Pengarang)

Hati yang luka bagian 29--32

Kadjat Adrai (Pengarang)

Darmanto Jt di ASMI Solo: efisiensi berkaitan erat dengan masalah etika

Surat Pamusuk Eneste untuk Yati (7 Agustus 1982)

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Gus Dur harus minta maaf secara terbuka

Hati yang luka bagian 26

Kadjat Adrai (Pengarang)

Surat Pamusuk Eneste untuk Anton M. Moeliono (2 September 1982)

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Drs. Darmanto Yatman: Takdir inginkan manusia renaisance, tohokannya jitu mengena pusar tradisi

Cara forum demokrasi memperingati kemerdekaan

Surat Pamusuk Eneste untuk To (9 September 1982)

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Hati yang luka bagian 24

Kadjat Adrai (Pengarang)

Abdurrahman Wahid di Cornell

Eka Budianta (Pengarang)

Perawan kasmaran (300-301)

Widi Widayat (Pengarang)

Surat Pamusuk Eneste untuk Suripan (8 September 1982)

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Perawan kasmaran (296-298)

Widi Widayat (Pengarang)

Anak menurut Darmanto, Sapardi, Kahlil

T. Aimu Sukandar (Pengarang)

Gus Dur dinilai otoriter

Perawan kasmaran (293-294)

Widi Widayat (Pengarang)

Perawan kasmaran (289-290)

Widi Widayat (Pengarang)

Soedomo. Forum itu tidak perlu ada

Surat-surat Pamusuk Eneste untuk Sabaruddin Ahmad tahun 1982

Pamusuk Eneste (Pengarang)

Hati yang luka bagian 12--17

Kadjat Adrai (Pengarang)

Gus Dur tak boleh tampil di TVRI atau RCTI