Alya Fatma Nofriandi
6 bulan yang lalu
Halo nama saya alya,saya akan menceritakan tentang si kancil dan buaya
Pada suatu hari, Kancil menyeberangi sungai untuk pergi ke hutan guna mencari makan. Setelah Kancil kenyang, tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat hingga membuat sungai banjir.
Kancil yang tak bisa menyebrangi sungai lantas meminta bantuan pada Buaya yang berada di tepi sungai. Kancil menawarkan kesepakatan menjadi sahabat sehati sejiwa jika Buaya membantu Kancil menyeberangi sungai.
Buaya tak langsung percaya pada tawaran Kancil tersebut. Buaya yang merasa ragu, bertanya kembali apa hubungan mereka jika Buaya membantu Kancil. Kancil konsisten dengan jawaban bahwa mereka akan menjadi sahabat sehati sejiwa.
Jawaban Kancil yang konsisten lantas membuat Buaya setuju dan membawa Kancil menyeberangi sungai di atas punggungnya. Selama perjalanan, Buaya beberapa kali bertanya apa hubungan mereka. Kancil pun selalu menjawab bahwa mereka sahabat sehati sejiwa.
Akan tetapi, saat hampir sampai di tepi sungai, Kancil tiba-tiba mengubah jawabannya. Kancil tak lagi menyebut hubungannya dengan Buaya sebagai sahabat sejati sejiwa, melainkan sebagai "sahabat pantat". Setelah menjawab demikian, Kancil dengan cepat melompat ke tepi sungai dan melarikan diri.
Tindakan Kancil membuat Buaya merasa marah dan bersumpah akan membalas dendam kepada Kancil. “Aku akan mengingat bahwa kamu telah menipuku. Namun, perhatikanlah bahwa di masa depan, akan ada berbagai kesulitan dan tantangan yang akan kamu hadapi. Jika kita berumur panjang, mungkin suatu hari kita akan bertemu lagi," teriak Buaya pada Kancil.
Nayla Zahira Permana
6 bulan yang lalu
Hari ini saya membaca buku yang berjudul dua tipe cowok. Buku tersebut saya beli secara online beberapa bulan yang lalu.
LARAS LAILA APRIL
6 bulan yang lalu
Hallo teman nama saya laras akan bercerita yg berjudul sarang baru
Brak bruk goreng nging
Giliran mu dik kata kakak apa teriak adik giliran mu jgn kena pita
Adik menendang sekuatnya dan goll kancing melambung melewati tepi sarang tunggu disni teriak kak
Lalu ia melesat ke bwah
Tiba tiba adik menjerit kucing semuanya berteriak awas kk haduh kucing itu hampir menangkap mu ngak kdengrn apa apa di bwah bu ayah mengajak mereka segera pindah
Disini terlalu bising sulit mendengar kalo ada bahaya ayo cepat berkemas kata ibu dik sini aku bantu kmu mau bawa apa adik bingung karena semua tidak disukai aku mau bulu bulu kesayangan ku. jgn banyak banyak nanti kakak bungkus cepat kucing naik seruan ayah.
Ayah sungguh mengagetkan mereka buru buru pergi adik tersentak bulu bulu kesayangan nya dengan berat hati dua melambai dah bulu bulu dah sarang dah mesin kuning berisik kata adik .
Itu sarang baru kita adik menatap takjub dik cepat kesini kata kakak.
Bulu bulu halus ku untung ibu bawa beberapa. Hari yg melelahkan telah usai sarang baru pun terasa nyaman terimakasih
MARSYAH DESVITASARI
6 bulan yang lalu
Hai nama saya:marsyah
Saya akan membaca buku berjudul:Asal Usul Padi (Sumatera Utara)
Alkisah, di Tanah Karo, Sumatera Utara, berdiri sebuah negeri yang mengalami kemarau panjang. Di antara penduduk negeri tersebut, tampak seorang anak laki-laki yang sudah yatim bernama si Beru Dayang, sedang menangis meminta makan di pangkuan ibunya. Ibunya sedih tetapi tidak bisa melakukan apa-apa. Semakin lama tubuh si Beru Dayang semakin lemas hingga akhirnya meninggal. Sejak kepergian anaknya, kesedihan sang ibu semakin bertambah. la pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai yang dalam. Tak seorang pun warga yang mengetahui kejadian itu.
Beberapa bulan telah berlalu, musim kemarau belum juga berakhir. Di tengah padang yang kering kerontang tampak dua orang anak kecil sedang mengais-ngais tanah mencari umbi-umbian. Tiba-tiba, salah seorang dari mereka menemukan buah berbentuk bulat sebesar buah labu. Akhirnya, kedua anak tersebut membawa pulang buah itu untuk ditunjukkan kepada orangtua mereka. Ternyata orangtua maupun seluruh warga negeri itu tidak ada yang mengenali buah itu. Sang raja yang mendapat laporan dari salah seorang warga pun berkenan datang untuk melihatnya.
Saat raja dan para penduduk berkumpul melihat buah itu, tiba-tiba terdengar suara dari angkasa yang mengatakan bahwa buah itu adalah jelmaan seorang anak laki-laki kecil yang bernama si Beru Dayang. Suara itu juga memerintahkan penduduk untuk menanamnya dengan baik agar kelak bisa menjadi makanan. Tidak hanya itu, suara tersebut juga mengatakan bahwa Beru Dayang sangat merindukan ibunya dan meminta untuk dipertemukan dengan ibunya yang telah menjelma menjadi ikan di sungai. Jika semua itu dilakukan, maka seluruh penduduk negeri itu tidak akan kelaparan lagi, ujar suara ajaib itu. Sang raja pun memerintahkan untuk melaksanakan pesan yang disampaikan oleh suara itu. Setelah genap tiga bulan, buah tanaman itu pun menguning dan siap untuk dipanen. Setelah dipanen, buah itu kemudian mereka jemur dan tumbuk untuk memisahkan kulit dengan isinya, kemudian dimasak. Ternyata, buah tanaman itu adalah padi. Untuk mempertemukan si Beru Dayang dengan ibunya, masyarakat Tanah Karo menyantap makanan bersama dengan ikan yang dipercaya sebagai penjelmaan dari ibu Beru Dayang.
@bajajakarta
@perpusjakbar
Adelia Firda Sari
6 bulan yang lalu
Cerita Dongeng Petani Serakah
Pak Petani selalu ingin mendapatkan banyak uang. Pada musim semi, ia berseru kepada Tuhan, "Jika hari cerah, aku akan menuai gandumku."
Pada hari berikutnya, matahari bersinar cerah. Pak Petani pun menuai sebagian gandumnya. Setelah itu, ia berseru kepada Tuhan lagi, "Seandainya hari ini hujan, pasti baik untuk gandumku yang lain."
Esok harinya turun hujan. Pak Petani berkata, "Jika hujannya lebih lebat, gandumku pasti lebih cepat tumbuh". Pada hari berikutnya hujan kembali turun.
Musim panas tiba, Pak Petani memanen gandum dan menumpuknya menjadi satu di ladang. Selesai bekerja, Pak Petani berkata, "Tuhan, seandainya Kau memberi lebih banyak hujan pasti hasil panenku jauh lebih besar dari ini."
Musim panas masih berlangsung. Pak Petani ingin segera menanam gandum. Ia berseru dengan kesal, "Mengapa Engkau tidak memberiku lebih banyak hujan, Tuhan? Berilah hujan sehingga aku bisa menanam gandum dan memanennya!"
Tuhan kemudian menurunkan hujan yang sangat lebat hingga berhari-hari. Banjir melanda ladang Pak Petani. Seluruh gandum Pak Petani hanyut terbawa air.
Pesan moral: Selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan. Nikmatilah apa yang ada.
Bilqis alivia
6 bulan yang lalu
saya membaca buku berjudul “Malioboro At Night”
Samuel kurniawan
6 bulan yang lalu
Hari ini saya membaca dongeng seru sebelum tidur.
RAISA AINUN YUSVITA
6 bulan yang lalu
hari ini saya membaca buku tentang "saya kartini"
SYAFIRA RIZKY KAMALIA
6 bulan yang lalu
saya masih melanjutkan membaca komik " Jago Berbahasa Inggris "