Aynzeliha brizqita Putri
6 bulan yang lalu
buku keutamaan dan pertolongan pada zaman nabi
Arsy Al Radya Syarifah
6 bulan yang lalu
Ditantangan hari ke-12,aku membaca buku PJOK..
REFA AINIA QOLBI
6 bulan yang lalu
laskar pelangi andrea hirata
Khayla Shinta Dewi
6 bulan yang lalu
saya hari ini membaca buku laskar pelangi
Aisyah Nuha Zahira
6 bulan yang lalu
Saya membaca buku si kancil yang bijak.
RAHMADANTI NASUTION
6 bulan yang lalu
Kali ini ak ingin bercerita tentang "Sang bujang katak" kita langsung bercerita yaaa..
Dahulu kala, hiduplah seorang wanita yang miskin. Dia hidup sebatang kara dan sangat ingin mempunyai anak. Dia pun berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar dia dikaruniai seorang anak. Begitu inginnya, wanita itu berkata dalam doanya bahwa walaupun ia dikaruniai seorang anak yang mirip katak, ia akan merawat dan mencintainya dengan sepenuh hati. Rupanya Tuhan mengabulkan doanya. Lalu lahirlah seorang anak laki-laki laki... Yang mirip seekor katak! Kulitnya licin berwarna kehijauan, lehernya pun pendek. Orang orang disekitarnya memanggilnya Sang Bujang Katak. Bujang katak tumbuh dewasa dan rajin membantu ibunya diladang. Ia pun disukai oleh penduduk desa karena sikapnya ramah dan suka membantu. Namun akhir akhir ini, Bujang Katak sering duduk melamun. Ia ingin menikah. Tak ingin sembarang gadis ia inginkan. Ia ingin menikah dengan putri kerajaan! Ibunya yang sangat sayang kepada nya tak mampu menolak keinginannya. Pergilah ia mengantar putranya ke istana. Sesampainya di istana, raja dan ke-enam putrinya seketika menolak lamaran Bujang katak itu. Namun sang putri ke tujuh (7), yaitu putri bungsu, jatuh iba kepada sang Bujang katak, dan menerima pinangannya. Raja tak setuju dan enggan memberikan restu. Akhirnya ia memberikan persyaratan kepada Bujang katak harus dapat membangun sebuah jembatan dari rumahnya sampai ke istana. Bujang katak hanya diberi waktu 7 hari untuk menyelesaikannya. Bujang katak dan ibunya pulang ke rumah dengan lunglai. Tentu saja permintaan itu mustahil dilakukannya. Sang ibu berdoa dan berdoa. Tiada hari dilewatinya tanpa berdoa. Tujuh jari kemudian, terjadilah keajaiban. Tiba tiba tubuh Bujang katak berubah. Kulitnya mengelupas menjadi emas! Bujang katak lalu menggunakan emas itu untuk membangun emas itu untuk membangun jembatan dari rumahnya ke istana. Bukanya katak pun berubah wujud menjadi pangeran yang sangat tampan! Saat sampai ke istana, tidak ada yang mengenali Bujang katak yang telah berubah rupa. Kepada sang putri bungsu, sang pangeran menceritakan tentang dirinya. Sang putri terkejut, sekaligus juga sangat bahagia. Raja ikut senang dan segera memberikan restu kepada sang pangeran untuk menikahi putri bungsu. Mereka pun hidup bahagia, meninggalkan ke-enam kakak sang putri yang iri tak terkira
ERLANGGA CANDRA PRAMANA
6 bulan yang lalu
saya membaca buku tentang "transportasi umum"
Khayla Shinta Dewi
6 bulan yang lalu
saya membaca buku ekologi Papua
Aydeen Al Qhairan
6 bulan yang lalu
Judul buku : Saat Beruang Mengantre Panjang